Translate
Posted by : Mukty Ginanjar Nurfalah
Kamis, 18 Januari 2018
Sebagai orang
yang mengaku dekat dengan alam, pengetahuan peta dan kompas serta cara
penggunaannya adalah mutlak harus dimiliki. Perjalanan ke tempat-tempat yang
jauh dan tidak dikenal akan lebih dipermudah dengan memanfatkan keterampilan
yang menggunakan peta dan kompas. Pengetahuan navigasi darat ini juga berguna
bila suatu saat tenaga kita dibutuhkan untuk usaha-usaha pencarian dan
penyelamatan korban kecelakaan ataupun tersesat di gunung dan hutan, serta
bencana alam. Dalam hal ini, banyak bidang-bidang tertentu yang memerlukn
pengetahuan navigasi.
Navigasi darat
adalah penentuan posisi dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya ataupun di
peta. Istilah navigasi pada umumnya digunakan untuk keperluan pelayaran dan
penerbangan. Penambahan kata darat pada navigasi lebih ditekankan pada penggunaan
di daratan antara lain meliputi gunung, sungai, lembah, rawa dan
sebagainya.
►Kunci untuk memahami navigasi
adalah:
1.
Mampu
merekam dan membaca gambaran permukaan pisik bumi.
2.
Mampu
menggunakan peralatan pedoman arah. Untuk memahami kedua hal tersebut navigasi
darat dibantu dengan peralatan peta dan kompas.
Keduanya digunakan bersamaan dan mempunyai fungsi yang saling
menunjang. Navigasi darat tidak usah dihapalkan akan tetapi lebih banyak
dilatihkan untuk dipraktekkan.
C. PETA
Secara umum peta
adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) dari sebagian atau seluruh
permukaan bumi yang dilihat tegak lurus dari atas, dan diperkecil atau
diperbesar dengan perbandingan tertentu. Peta tofografi pada umumnya
disertakan pula, yang akan membantu untuk mengetahui secara detail
daerah-daerah permukaan bumi yang terpetakan tersebut.
►Keterangan-keterangan tersebut antara lain
:
a. Judul peta
Judul peta mewakili seluruh daerah yang terpetakan atau
menyatakan lokasi yang ditunjukan oleh peta yang bersangkutan. Umumnya
dituliskan nama daerah yang paling menonjol. Lokasi yang berbeda akan mempunyai
judul yang berbeda. Judul peta ada pada bagian tengah atas peta.
b. Keterangan pembuatan peta Yaitu informasi dari pembuatan peta tersebut, seperti
tahun pembuatan, nama instansi yang membuat, sistem proyeksi yang digunakan,
untuk keperluan apa peta tersebut dibuat, dan sebagainya. Contoh : peta yang
dikeluarkan oleh Direktorat Geologi, Dinas Tofografi Belanda, US Army Map
Service, Bakosurtanal, dan sebagainya.
c. Nomor peta Yaitu menjelaskan nomor registrasi peta. Dicantumkan di sisi kanan
atas dengan dua cara penulisan, yang mana angka latin untuk menyatakan nomor
kolom dan angka romawi untuk menyatakan nomor baris. Ex; 48/XL1-D
d. Lembar derajat Yaitu penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar
peta yang digunakan untuk memudahkan kita jika ingin mendapatkan gambaran yang
lebih luas mengenai suatu daerah dengan menggabung-gabungkan bagian-bagian lain
peta tersebut. Dalam lembar derajat juga tercantum nomor-nomor peta yang ada
disekeliling peta tersebut. Lembar derajat berada di sisi kiri bawah.
e. Koordinat peta Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta, atau
kedudukan titik pada suatu bidang atau terhadap dua garis bilangan sistem
koordinat pada peta. Sistem koordinat ditentukan dengan menggunakan sistem
garis sumbu yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak lurus. Sistem
koordinat yang resmi dipakai ada dua macam yaitu :
1. Koordinat
geografis (geografical coordinate) Sumbu yang digunakan adalah
garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang tegak lurus terhadap garis
khatulistiwa. Koordinat geografis dinyatakan dalam derajat, menit dan detik.
2. Koordinat
Grid (grid coordinate atau UTM) Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik
dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah
Indonesia, titik acuan wilayah nol ini ada disebelah barat Jakarta (600 LU, 980
BT). Garis vertikal diberi nomor urut dari barat ketimur. Sistem koodinat
mengenal penomoran dengan 4 angka atau 6 angka. Untuk daerah yang luas dipakai
penomoran 4 angka, sedangkan untuk daerah yang lebih sempit menggunakan
penomoran 6 angka.
f. Garis Kontur Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik
berketinggian sama dari muka laut, berbelok-belok mengikuti ketinggian yang
sama dan tertutup. Garis kontur dimaksudkan untuk :
1. Untuk
mengetahui tinggi letak suatu tempat dari permukaan laut.
2. Untuk
mengetahui bentuk dilapangan yang sebenarnya. Oleh karena itu garis kontur ini
dinamakan juga garis sama tinggi. Sifat-sifat garis kontur serta pemakaiannya
lebih lanjut akan diuraikan kemudian.
g. Skala Peta Skala peta
adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak horizontal sebenarnya
dilapangan.
· Skala
peta : Jarak di peta Jarak dilapangan Sifat skala
:
1. Makin
kecil angka di belakang tanda bagi (:), makin besar skala itu.
2. Makin
besar angka di belakang tanda bagi (:), makin kecil skala itu.
Cara menyatakan skala :
1. Dengan
perkataan : Satu senti meter berbanding setengah kilometer.
2. Dengan
pecahan : 1 : 50.000 atau 1/50.000, berarti satu senti meter pada peta sama
dengan 50.000 cm (500 m 0,5 km) pada jarak sesungguhnya.
3. Dengan
skala garis atau gambar : Berarti tiap bagian sepanjang blok
garis pada peta tersebut mewakili jarak 1 km jarak horizontal di medan
sebenarnya atau jarak sesungguhnya.
h. Legenda Peta Yaitu informasi tambahan untuk mempermudah interpretasi peta
baik dari unsur-unsur yang dibuat manusia maupun alam. Hanya berlaku pada
legenda peta, informasi-informasi tambahan tersebut tidak disajikan sesuai
dengan skala peta. Pada umumnya legenda peta disajikan dalam bentuk gambar
beserta keterangan tertulis, termasuk perbedaan warna-warna (untuk peta
berwarna). Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Bagian
legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai peta. Yang penting diketahui
adalah : titik triangulasi, jalan setapak, jalan raya, sungai, Desa, dan
pemukiman, dan sebagainya.
i. Tahun Peta Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta
tersebut. Semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin
akuarat.
j. Arah Peta Yang perlu diperhatikan adalah arah utara peta. Cara yang paling
mudah ialah dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan tegak yang ada di
peta. Pada bagian bawah biasanyajuga penunjuk arah Utara peta, Utara
sebenarnya, dan Utara magnetik. Utara sebenarnya adalah arah yang menunjukkan
Kutub Utara bumi. Utara magnetik adalah arah utara yang menunjukkan Kutub Utara
magnetik bumi. Kutub Utara magnetik bumi letaknya tidak bertepatan dengan Kutub
Utara bumi, kira-kira berada di sebelah Utara Kanada, di Jazirah Boothia, karena
pengaruh rotasi bumi letak kutub utara magnetik bumi bergeser dari tahun
ketahun. Utara magnetik ini adalah arah utara yang ditunjukkan oleh jarum
magnetik kompas. Untuk keperluan praktis, utara peta, utara sebenarnya dan
utara magnetik dapat dianggap sama. Untuk kepeluan-keperluan yang lebih
menuntut ketelitian perlu mempertimbangkan adanya ikhtilap peta, ikhtilap
magnetik, ikhtilap peta magnetik dan variasi magnetik.
· Ikhtilap
peta, adalah beda sudut antara utara sebenrnya dengan utara tetap. Beda sudut
ini terjadi karena kerataan jarak pararel garis bujur peta bumi menjadi garis
koordinat vertikal pada peta.
· Ikhtilap
magnetik, adalah beda sudut antara utara sebenarnya dengan utara
magnetik.
· Ikhtilap
petamagnetik, adalah beda sudut antara utara peta dengan utara magnetik bumi.
· Variasi
magnetik bumi, adalah perubahan atau pergeseran letak kutub magnetik bumi
pertahun.
D. MEMBACA PETA
·
Garis
kontur dengan ketinggian yang lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi, kecuali bila disebut secara khusus untuk hal-hal tertentu seperti kawah
·
Garis
kontur tidak akan pernah berpotongan.
·
Beda
ketinggian antara dua garis kontur adalah tetap, walaupun kerapatan dua garis
kontur tersebut berubah-ubah.
·
Daerah
datar mpunyai kontur yang jarang-jarang, sedangkan daerah terjal atau curam
mempunyai garis kontur yang rapat.
·
Garis
kontur tidak akan pernah bercabang.
·
Punggung
gunung atau bukit terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang
berbentuk huruf “U” yang ujung melengkungnya menjauhi puncak.
·
Lembah
terlihat di peta sebagai rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf “V” yang
ujungnya tajam dan menjorok ke arah puncak.
·
Garis
kontur berbentuk kurva tertutup.
·
Garis
ketinggian pembantu, menyatakan ketinggian antara (tengah-tengah) antara dua
garis yang berurutan.
Ketinggian Tempat Untuk menentukan suatu ketinggian pada peta, yaitu dengan
cara melihat interval kontur pada peta dan lalu hitung ketinggian tempat yang
ingin diketahui. Memang ada perkiraan umum yaitu : interval kontur = 1/200
skala peta. Tetapi perkiraan ini biasanya tidak selalu benar. Beberapa peta
topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1 : 50.000
(interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 25.000
dengan kontur interval yang tetap 25 m. Dalam misi SAR gunung hutan misalnya,
sering kali suatu diperbesar dengan cara di fotocopy untuk ini interval kontur
peta tersebut haruslah tetap dituliskan. Sering peta yang dikeluarkan oleh Bakorsutanal
(1 : 50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 m (kontur
tebal untuk ketinggian 750, 1000, 1250 m dan seterusnya) atau setiap selang
sepuluh kontur. Peta yang dikeluarkan oleh AMS (Army Map Service) yang berskala
1 : 50.000, membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 m. Misalnya :
100,200,300 m dan seterusnya. Peta yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi
Bandung tidak seragam ketentuan garis konturnya. Dari informasi tersebut di
atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk
menentukan garis kontur tebal.
Bila
ketinggian garis kontur tidak dicantumkan, maka untuk mengetahui ketinggian
suatu tempat haruslah dihitung dengan cara sebagai berikut :
· Cari
dus titik yang berdekatan yang harga ketinggiannya diketahui (tercantum).
· Hitung
selisih ketinggian antara kedua titik tersebut hitung berapa kontur yang
terdapat diantara keduanya (jangan menghitung garis kontur yang sama harganya
bila kedua titik terpisah oleh lembah).
· Dengan
mengetahui selisih ketinggian dua titik tersebut dan mengetahui juga
jumlah kontur yang terdapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus
merupakan bilangan bulat).
· Lihat
kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian. Bila kontur terdekat itu berada
diatas titikmaka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian itu. Bila
kontur berada dibawah maka harganya lebih kecil. Hitung harga kontur terdekat
itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah
diketahui dari point (c). Lakukanlah perhitungan diatas sampai merasa yakin
harga yang didapat untuk setiap kontur benar, cantumkan harga beberapa kontur
pada peta anda (kontur 1000, 1.250, 1,500 dan seterusnya) agar mudah
mengingatnya.
3.Titik Triangulasi Selain dari garis-garis kontur, kita juga dapat mengetahui
tingginya suatu tempat dengan pertolongan titik ketinggian. Titik ketinggian
ini biasanya disebut juga titik triangulasi. Titik triangulasi adalah suatu
titik atau benda yang merupakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi
mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh
jawatan-jawatan atau topografi untuk menentukan suatu ketinggian tempat
dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi
:
a. Primer : P. 14 = 3120
b. Sekunder :
S. 75 = 1750
c.
Tertier : T. 16 = 975
d. Quartier :
Q. 20 = 350
e.
Antara : TP. 23 = 670
Dibilang diatas tanda strip menyatakan
nomor registrasi dari kadaster, dan bilangan di bawah strip adalah tinggi
mutlak dari permukaan laut.
4. Mengenal Tanda Medan
Disamping tanda pengenal yang terdapat di legenda peta topografi, kita bisa
menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok di lapangan, dan
mudah dikenali di peta, yang akan kita sebut dengan: “tanda medan”. Beberapa tanda
medan yang dapat kita “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi
kemudian harus anda cari di lokasi. ►Beberapa tanda medan
yang dapat diperhatikan:
1. Puncak
gunung atau bukit, punggung gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk
tonjolan lain yang menyolok.
2. Lembah
yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing
sungai. 3. Belokan-belokan jalan, jembatan
(perpotongan antara sungai dengan jalan), ujung desa, persimpanga-persimpangan
jalan.
4. Bila
berada di pantai, muara sungai dapat menjadi tanda medan yang sangat jelas,
begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok,
pulau-pulau kecil, delta, dsb.
5. Pada
daerah dataran atau rawa-rawa biasanya sukar menentukan tonjolan permukaan bumi
atau bukit-bukit yang dapat dimanfaatkan sebagai tanda medan. Pergunakanlah
belokan-belokan sungai, muara-muara sungai kecil.
6. Dalam
penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing. delta. dsb,
dapat dijadikan sebagai tanda. Pengertian tanda medan ini mutlak perlu
dikuasai, sebab akan berguna sekali, dan akan digunakan pada uraian selanjutnya
mengenai penggunaan “teknik peta dan kompas”.
E. CARA MEMPEROLEH PETA TOPOGRAFI
Sampai
saat ini ada dua instansi yang dapat mengeluarkan peta topografi untuk
masyarakat umum, yaitu:
1.
Directorat
Geologi, Jl. Diponogoro No. 57 Bandung.
Seri peta yang dikeluarkan:
1.1 Peta buatan
Dinas Topografi Belanda, hasil pemetaan sekitar tahun 1920-an
1.2 Peta Topografi
buatan US Army Map Service, hasil pemetaan tahun 1960-an
2. Badan
Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakorsurtanal) di Cibinong, Jawa
Barat. Bakosurtanal menerbitkan peta Topografi seri tersendiri yang dibuat
tahun 1970-an dan merupakan berwarna.
- Home>
- Outdoor , Pramuka , Resimen Mahasiswa >
- Navigasi Darat