Translate
Posted by : Mukty Ginanjar Nurfalah
Kamis, 10 Agustus 2017
Kehidupan Awal
Baden-Powell dilahirkan di Paddington,
London pada 1857. Dia adalah anak
ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya,
pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia
dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa
anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia
keberhasilan saya adalah ibu saya."
Selepas menghadiri Rose Hill
School , Tunbridge Wells,
Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse.
Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan
menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan
terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan
menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa
liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan
saudara-saudaranya.
Karir Ketentaraan
Pada tahun 1876, Baden-Powell
bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas
dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th
Dragoon Guards.
Baden-Powell berlatih dan
mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal
Afrika
Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena
keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas
rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama, memasukkan
rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian
ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania
yang berbasis di Malta.
Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika,
dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun
kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids to
Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau
ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku
ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya
usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke
Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan
terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa
Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia
bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara
biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi
oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil,
garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian
besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang
dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun.
Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar
kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.
Baden-Powell melaksanakan
kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli
untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak
dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell
amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan
ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat
sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan
polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk
bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.
Pulang ke Inggris
Setelah kembali, Baden-Powell
mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah
menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi
pemuda.
Kembali dari pertemuan dengan
pendiri Boys' Brigade, Sir William
Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids
to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu
perkemahan di pulau Brownsea
bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji
sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys"
kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.
Kanak-kanak remaja membentuk
"Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri
tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat
internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu
pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di
London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang
pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah
pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.
Walaupun dia sebenarnya dapat
menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari
tentara pada tahun 1910
dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII,
yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan
gerakan Pramuka.
Pada Januari 1912 Baden-Powell
bertemu calon isterinya Olave Soames di
atas kapal penumpang (Arcadia )
dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave
berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka
bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin
karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada
saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan
pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa
Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya
yang gagal dengan Juliette Low).
Pramuka Inggris menyumbang
satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan,
yaitu sebuah mobil Rolls Royce.
Perang Dunia I
dan kejadian-kejadian selanjutnya
Ketika pecah Perang
Dunia I pada tahun 1914,
Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab
diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan
beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang
mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan
Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk
menggalakkan mitos tersebut.
Baden-Powell dianugerahi
gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County
Essex, pada tahun 1929.
Taman Gilwell
adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi
Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan
dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.
Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan
bagaimana mengucapkan namanya:
Man, Nation,
Maiden
Please call it Baden .
Further, for
Powell
Rhyme it with
Noël.
Dibawah usaha gigihnya
pergerakan Pramuka
dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun
1939 jumlah pramuka
melebihi 3,3 juta orang.
Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar
kehormatan pada 1929;
anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:
Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936
menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak
laki-laki dan 1 perempuan)
Tidak lama selepas menikah,
Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa
serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap
dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi.
Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah
ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya
dibuang, dan pada tahun 1939
dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang
pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri,
dekat Gunung
Kenya, pada 8 Januari 1941.
Pada 1938 Royal Academy of
Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel
Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy
memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya
Perang Dunia II.
Pergerakan Pramuka dan Pandu
Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama
Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua
Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
Mengenai
ketertarikannya pada anak laki-laki
Dua penulis biografi
Baden-Powell, Michael Rosenthal dari Columbia University dan Tim Jeal, menganggap
bahwa ia adalah homoseksual yang tertekan. Buku Tim Jeal yang diriset selama
lebih dari 5 tahun, diterbitkan oleh Yale University Press dan diterima dengan
baik oleh New York Times, Washington
Post dan penerbitan-penerbitan terkemuka lain.
Selain bukti-bukti lain, Jeal
menyebutkan suatu contoh kejadian di bulan November 1919. Ketika
mengunjungi Charterhouse, sekolahnya dulu, Baden-Powell tinggal bersama teman
lamanya, A. H. Tod, seorang guru lajang dan pemilik rumah yang telah mengambil
foto-foto telanjang murid-muridnya sebagai bagian dari kumpulan foto mengenai
sekolah. Dalam buku hariannya, Baden-Powell menulis tentang hal ini:
"Tinggal dengan Tod. Foto-foto anak laki-laki telanjang dan pohon-pohon
yang diambil oleh Tod. Bagus sekali." Dalam surat-surat selanjutnya kepada
Tod mengenai memulai gerakan Pramuka di sekolah itu, Baden-Powell menyebut
bahwa ia akan segera berkunjung kembali dan menambahkan: "Mungkin saya
ingin melihat kembali foto-fotomu yang indah itu."
Foto-foto Tod bertahan sampai
tahun 1960-an, ketika mereka dihancurkan mungkin untuk "melindungi
reputasi Tod." Namun R. Jenkyns mengatakan bahwa album tersebut mengandung
foto-foto anak laki-laki telanjang dalam pose-pose yang, menurut pendapatnya,
"dibuat-buat dan artifisial." Tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa
Tod atau Powell memiliki tujuan buruk, dan foto-foto tersebut dibuat sesuai
dengan tradisi pada saat itu mengenai seni yang juga ditampilkan dalam
lukisan-lukisan Henry Scott Tuke,
foto-foto Baron Wilhelm von Gloeden,
dan lain-lain.
Jeal juga menyebutkan bahwa
Baden-Powell "...tetap memuji tubuh laki-laki ketika telanjang dan
merendahkan tubuh wanita. Di Gilwell park, tempat perkemahan Pramuka di hutan
Epping, ia selalu menikmati pemandangan anak-anak laki-laki berenang telanjang,
dan kadang-kadang berbincang dengan mereka setelah mereka 'melepas baju
mereka.'" (pembicaraan pribadi antara Jeal dan anggota-anggota Pramuka
lama).
Walaupun menikmati keindahan
anak-anak laki-laki, Baden-Powell tidak diketahui pernah bertindak dalam
ketertarikannya dengan anak laki-laki. Sebaliknya, ia sangat teguh berpendapat
untuk menekan keinginan seksual, terutama dalam komunikasinya dengan anak-anak
laki-laki. Ia memasukkan larangan yang jelas melawan masturbasi
dalam panduan-panduan Pramuka awal (sedemikian jelasnya sehingga Cox,
penerbitnya, menolak untuk mencetak hal ini sebelum bahasanya diperhalus), dan
sampai usia 80-an terus bersurat dengan anggota-anggota Pramuka dan
memerintahkan mereka untuk mengendalikan keinginan mereka untuk "merusak
diri sendiri." Ia percaya pada pendapat saat itu bahwa hal ini menyebabkan
penyakit, kegilaan dan impotensi seksual. Pandangan-pandangannya tidak
disetujui oleh semua orang. Dr. F. W. W. Griffin, editor The Scouter,
menulis pada 1930 dalam buku untuk Rover Scouts bahwa godaan untuk
bermasturbasi adalah "tahapan yang cukup alami dalam perkembangan"
dan merujukkan anggota-anggota Pramuka kepada sebuah buku oleh H. Havelock Ellis
yang berpendapat bahwa "usaha untuk mencapai hidup tanpa seks adalah
kesalahan serius." (Tim Jeal, Baden-Powell: Founder of the Boy Scouts
1989, hal. 93-94)
Rujukan
Robert Baden-Powell "Scouting for Boys", London , 1907
Hilary Saint George Saunders, "The Left
Handshake", London ,
1948
William Hillcourt (with Olave, Lady Baden-Powell)
"Baden-Powell, Two Lives Of A Hero", Putnam, 1964
Tim Jeal "Baden-Powell, Founder of the Boy
Scouts", London ,
1989